Minggu, 08 Januari 2012

FAKTOR RISIKO MENURUT HILL

FAKTOR RISIKO MENURUT HILL


A.      KEKUATAN HUBUNGAN
Kekuatan yang dapat dilihat dari adanya risiko relative yang tinggi.
Kanker paru telah menjadi penyebab utama kematian yang dapat  dicegah di dunia.12 [1]Pada populasi dimana perilaku merokok sangat meluas, merokok menyebabkan 90 % kasus kanker paru pada laki-laki dan 70% kasus pada wanita, dengan tingkat kematian (case fatality rate) melebihi 85%.13 Di daerah perkotaan Amerika Serikat, dimana polusi udara merupakan masalah serius, rokok bertanggung jawab atas 90% kasus kanker paru; Paparan terhadap zat karsinogen di tempat kerja bertanggung jawab atas tambahan resiko 9%, sedangkan polusi udara di luar ruang hanya dikaitkan dengan sekitar 1-2% kasus kanker paru.12 Suryanto (1989) menemukan bahwa resiko kanker paru 7,8 kali lebih besar pada perokok aktif dibandingkan dengan bukan perokok.14Risiko relatif terjadinya kanker paru pada perokok adalah 20 kali dibandingkan dengan non perokok.
Menurut Steenland et all (1996), Risiko relatif untuk kanker paru akibat pajanan karsinogen di tempat kerja (tidak termasuk radon) diperkirakan 1,6. Orang yang terpapar arsenik dan asbestos dengan dosis rendah memiliki risiko 1,2 kali untuk menderita kanker paru (RR 1,22-1,32; 95% Cl).
Berdasarkan Studi Mortalitas dari Survei Kesehatan Nasional 2001. Relative Risk tinggi untuk penyakit-penyakit berikut: Kanker paru, bronchus, dan trakea (RR = 8.17)
B.       TEMPORAL
Kanker paru paru sebagian besar didahului oleh merokok, tanpa mengesampingkan sebab yang lain misalnya paparan idustri seperti paparan asbes dan gas radon, Sakit yang dialami sebelumnya (misalnya, tuberkulosis), Sejarah keluarga ada yang terkena kanker paru-paru, Paparan radiasi dari layar komputer, telepon seluler dan televisi, polusi udara, zat-zat aditif makanan, residu pestisida, dan lainnya diduga berperan meningkatkan risiko kanker. Kita tidak bisa mengurutkan runtutan waktu dari sebab sebab yang ada karena berbagai kemungkinan bisa saja terjadi dari berbagai sebab ini, namun sebab yang paling dominan / dasar adalah merokok karena merokok 85% penyebab kanker paru.
C.      RESPON TERHADAP DOSIS
Semakin sering seseorang terpapar asap rokok, semakin besar risikonya terkena kanker paru-paru. Semakin banyak dan semakin lama Anda merokok, semakin besar risiko Anda.
 Pria yang merokok satu bungkus sehari meningkatkan risiko 10 kali dibandingkan non-perokok. Pria yang merokok dua bungkus sehari meningkatkan risiko lebih dari 25 kali dibandingkan non-perokok.
Beberapa data epidemiologi yang dilaporkan meningkatkan risiko kanker paru adalah jumlah rokok yang dikonsumsi yaitu lebih dari 20 batang sehari, lama merokok lebih dari 10 tahun, dan kebiasaan merokok dengan cara menghisap dalam-dalam. Merokok dalam jangka panjang yaitu 10-20 tahun, dengan jumlah merokok 1-10 batang/hari meningkatkan risiko 15 kali, 20-30 batang/hari meningkatkan risiko 40-50 kali serta 40-50 batang/hari meningkatkan risiko 70-80 kali. Jika seorang perokok menghentikan kebiasaan merokok, maka baru akan menunjukkan risiko yang sama dengan bukan perokok 10-13 tahun kemudian.
D.      REVERSIBILITAS
Reversibilitas (kekambuhan) yaitu dimana paparan yang menurun akan diikuti penurunan kejadian penyakit.
Jika seorang perokok menghentikan kebiasaan merokok, maka baru akan menunjukkan risiko yang sama dengan bukan perokok 10-13 tahun kemudian.
Orang yang pernah mengidap kanker paru-paru punya risiko yang lebih besar untuk mengidap tumor paru-paru yang kedua.
Cara terbaik untuk penyakit ini adalah berhenti merokok, karena merokok merupakan faktor risiko penyebab penyakit ini sehingga jika faktor risikonya sudah menurun otomatis angka kejadian penyakit ini pun aka menurun.
E.       KONSISTENSI
Dampak yang merusak kesehatan dari penggunaan tembakau5-8 [2]pertama kali diketahui pada tahun 1950-an.9 Saat ini, lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah menunjukkan hubungan antara penggunaan tembakau dan terjadinya kanker pada mulut, pharynx dan larynx, oesophagus, paru, pankreas, kandung kemih, penyakit jantung koroner, aneurisma aorta, penyakit pembuluh darah perifer, arteriosklerosis, gangguan pembuluh darah otak, bronkhitis kronik, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tuberkulosis paru, asma, radang paru, dan penyakit saluran pernapasan lainnya. 10
Pemaparan terhadap zat kimia tertentu di tempat kerja jelas berhubungan dengan perkembangan kanker paru. Asbestos adalah fibrosis paru yang berkembang secara perlahan akibat menghirup debu asbestos berkonsentrasi tinggi atau akibat pemaparan yang lama. Asbestos tingkat lanjut sering dihubungkan dengan kanker paru terutama dikalangan perokok. Asbestos dapat meningkatkan risiko kanker paru 6-10 kali. Para pekerja di industri bahan-bahan radioaktif seperti penambang uranium mempunyai risiko menderita kanker paru 4 kali lebih besar dari pada populasi umum. Paparan industri ini biasanya baru terlihat pengaruhnya setelah 15-20 tahun
Pekerjaan yang meningkatkan risiko kanker paru antara lain penambang nikel, industri ion exchange resins yang menggunakan chloromethyl ether dan bis (chloromethyl) ether, penambang biji kromit, industri pemakai arsenikum, gas mostar, jelaga, tir dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Asap tembakau di lingkungan merupakan penyebab kanker pada manusia.21 [3]Asap tembakau mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, termasuk 43 bahan penyebab kanker yang telah diketahui.22 Hal ini menyebabkan tidak terdapat “tingkat aman” pada lingkungan yang terpapar dengan Asap Tembakau.23 Setiap penelitian ilmiah independen yang telah melakukan evaluasi secara menyeluruh mengenai hal ini, telah menyimpulkan bahwa asap tembakau di lingkungan menyebabkan bahaya kesehatan yang serius.24
Sudah lama diketahui bahwa pasangan yang tidak merokok dari perokok aktif, mempunyai resiko yang meningkat terkena kanker paru dan penyakit lain yang berkaitan dengan terhirupnya zat beracun dari lingkungan yang terpapar asap rokok.35 Wanita yang tidak merokok yang terpapar asap rokok di dalam rumah, mempunyai peningkatan resiko mendapatkan kanker paru dengan 20%21 hingga 30%,36 dan mereka yang terpapar pada perokok berat untuk waktu lama, mempunyai resiko tertinggi.37 
F.       KELAYAKAN BIOLOGIS
Penyakit kanker paru-paru bukan disebabkan karena virus ataupun bakteri namun karena perkembangan sel yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sel atau ekspansi dari sel itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak.
Kanker adalah kondisi di mana beberapa sel tubuh rusak dan tidak dapat diperbaiki oleh tubuh. Sel-sel itu kemudian tumbuh dan membelah secara abnormal dan keluar dari proses kendali normal tubuh. Sel-sel abnormal tersebut disebut sel kanker. 
Sel-sel kanker dapat tumbuh bersama sebagai massa yang disebut tumor yang menggantikan sel-sel normal dalam jaringan atau organ. Sel-sel kanker dapat mengganggu fungsi organ di mana mereka muncul, dan mereka juga dapat menyebar ke jaringan sekitarnya atau melalui aliran darah dan getah bening ke organ lain. Sel-sel kanker yang telah menyebar dari situs asli mereka ke organ lain disebut “metastasis.(ke seluruh tubuh)”
G.      SPESIFITAS
Perokok berat atau mantan perokok mewakili sekitar 90% dari pasien kanker paru-paru. Merokok adalah faktor risiko utama yang paling penting untuk kanker paru-paru. Merokok menjadi penyebab lebih dari 80% kanker paru-paru di seluruh dunia. Bahan-bahan berbahaya di dalam rokok bisa merusak sel paru-paru. Seiring berjalannya waktu, sel-sel yang rusak ini bisa berubah menjadi kanker. Itulah sebabnya mengapa menghisap rokok, pipa, atau cerutu bisa menyebabkan kanker paru-paru. Selain itu, perokok pasif atau terpapar asap rokok juga bisa menyebabkan kanker paru-paru pada orang bukan perokok.
Insidens kanker paru berhubungan erat dengan kebiasaan merokok. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker paru. Pada rokok terdapat zat karsinogen dan zat pemicu timbulnya kanker.
H.      KOHEREN
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran pernafasan. Kanker paru tumbuh dari salah satu jenis sel yang ada di dalam saluran pernafasan yaitu epitel bronkus.
Rokok akan kontak dengan sistem pernafasan yang akan mengakibatkan adanya gangguan pada sistem pernafasan yang di akibatkan oleh beberapa zat yang terdapat rokok seperti tar dan nikotin.
Nikotin menurunkan temperatur kulit dan mengurangi peredaran darah di tungkai dan lengan. Nikotin menyebabkan rasa mual pada perokok pemula. Kenyataannya rasa mual selalu menyertai setiap perokok yang menghisap rokok terlalu banyak, karena lumpuhnya pernapasan.
I.         ANALOGI
Mengumpamakan antara sesuatu hal yang berbeda namun mempunyai hasil yang sama misalnya pada penyakit kanker paru-paru ini di umpamakan adanya percobaan pada mencit dengan pemberian perlakuan tar untuk mengetahui efek dari tar penyebab kanker tersebut. Namun, hal ini tidak dapat di cobakan langsung kepada manusia.



12 Albert and Samet. Jan 2003. The Epidemiology of Lung Cancer. Chest: 123. http://www.chestjournal.org/cgi/content/full/123/1_suppl/21S
13 Berdasarkan jumlah penduduk Amerika selama 5 tahun diagnosa. Lihat model-model dari http://emice.nci.nih.gov/mouse_models/organ_models/lung_models
14 Final Residency Paper, Department of Pulmonology School of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, 1989 (unpublished) 
5 WHO and the European Commission 2003. Tobacco and health in the developing world. http://europa.eu.int/comm/health/ph_determinants/life_style/Tobacco/Documents/who_en.pdf  
8 Lihat ASK UK http://ash.org.uk/html/presentation/visual/bodydamage.html dan Tobacco Control Supersite dari Universitas Sydney. http://tobacco.health.usyd.edu.au/site/supersite/resources/docs/gallery_effects.htm
9 Doll and Hill. BMJ Sept 30, 1950. Smoking and Carcinoma of the Lung. http://www.who.int/docstore/bulletin/pdf/issue1/smokingand.pdf
10 Lihat WHO Tobacco and Health Impact. http://www.who.int/tobacco/health_impact/en/  
21 U.S. National Institutes of Health. 10th Report on Human Carcinogens. Dec 2002. Tobacco and Tobacco Related Exposures. http://ehp.niehs.nih.gov/roc/tenth/profiles/s176toba.pdf
22 US National Institutes of Health 2002. National Cancer Institute. Smoking and Tobacco Control Monograph #10: Health effects of exposure to Environmental Tobacco Smoke; http://cancercontrol.cancer.gov/tcrb/monographs/10/
23 Glantz & Parmley. 2001. Even a little secondhand smoke is dangerous. Journal of the American Medical Association. July 25, 2001; 286, 4 http://www.tobaccoscam.ucsf.edu/pdf/9.1-Glantz&Parmely-EvenALittleIsDangerous.pdf
24 WHO 2003. Comprehensive Reports on Passive Smoking by Authoritative Scientific Bodies. http://www.who.int/tobacco/health_impact/reports/en/  
35 Hirayama, T. (1981). "Non-smoking wives of heavy smokers have a higher risk of lung cancer: a study from Japan."ss British Medical Journal (Clinical Research Ed.) 282(6259): 183-5. Reproduced in the Bull of the WHO http://www.who.int/docstore/bulletin/pdf/2000/issue7/classics.pdf
36 Fontham, E. T., P. Correa, et al. (1994). "Environmental tobacco smoke and lung cancer in nonsmoking women: A multicenter case-control study." Journal of the American Medical Association (JAMA) 271: 1752-1759. Abstract available: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=8196118&dopt=Abstract
37 Hackshaw AK, Law MR, Wald NJ. The accumulated evidence on lung cancer and environmental tobacco smoke. BMJ 1997; 315:980-8. http://bmj.com/cgi/content/full/315/7114/980?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=1&fulltext=Non-smoking+wives+of+heavy+smokers+&searchid=1061618261855_1341&stored_search=&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=1,2,3,4,10  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar